9.14.2010

Urinary calculosis, tanda awal rendahnya kualitas larva ikan.

Urinary calculi (batu saluran kemih) pada ikan dapat diamati dalam uretra atau kandung kemih. Batu saluran kemih ini biasanya terlihat seperti batu kecil berwarna kelabu atau kekuningan. Kadang-kadang mungkin terlihat berwarna kemerahan selama tahap larva. Batu saluran kemih ini pada dasarnya adalah kristal kalsium fosfat, Ca5(PO4). Urinary calculi pada ikan dapat diamati sejak larva baru menetas hingga ke tahap juvenile (yuwana). Pada larva ikan dengan ukuran panjang total larva sampai dengan 20 mm, batu pada saluran kemih dapat diamati di bawah mikroskop. Pada larva ikan dengan ukuran yang lebih besar atau yuwana hingga dewasa, batu saluran kemih hanya dapat dideteksi dengan menggunakan sinar-X.

Keberadaan urinary calculi atau batu saluran kemih ini diyakini terkait dengan stress pada larva ikan dan manajemen pemeliharaan yang buruk, akan tetapi tidak sampai mengakibatkan kematian. Frekuensi kehadiran batu dalam saluran kemih pada stok ikan bervariasi dari 0 sampai 30%. Dalam beberapa kasus tertentu, keberadaan urinary calculi ini mungkin bisa mencapai 60%.

Pada pemeliharaan larva ikan, adanya batu saluran kemih pada larva ikan dapat menjadi tanda awal rendahnya kualitas larva ikan yang dipelihara terkait dengan banyak faktor seperti manajemen pemeliharaan yang buruk, rendahnya kualitas air, kekurangan pakan dll. Pada ikan jenis seabream ketika hasil observasi memperlihatkan adanya batu saluran kemih melebihi 30% populasi pada hari-hari pertama (5 hingga 15 hari) adalah lebih baik untuk mengosongkan tangki dan memulai lagi pemeliharaan larva yang baru. Hal ini untuk menghindari kerugian yang lebih besar jika pemeliharaan dilanjutkan karena akan menghasilkan benih dengan kualitas buruk/cacat jika tidak terjadi kematian.

Urinary calculosis atau adanya batu pada saluran kemih ini merupakan salah satu kriteria morphoanatomic yang dapat diamati untuk menetukan kinerja atau performa morphologi dan anatomi dalam pemeliharaan larva ikan laut. Pada beberapa kasus urinary calculosis ini tidak menimbulkan kematian secara cepat. Setidaknya ada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa dalam dua minggu pemeliharaan tidak ditemukan korelasi antara keberadaan urinary calculi pada saluran kemih dengan tingkat kematian larva. Larva dengan urinary calculosis masih tetap bisa beraktifitas, atau berenang aktif dan  memangsa makanan. Meskipun demikian hasil penelitian tersebut tidak menyebutkan efek dari urinary calculosis ini pada pertumbuhan atau kelangsungan hidup ikan pasaca larva.

Jika dibandingkan dengan batu saluran kemih pada manusia, urinary calculosis ini tentunya merupakan suatu kelainan atau penyakit yang cukup serius jika tidak dilakukan penanganan secara tepat. Penanganan batu saluran kemih pada larva ikan yang dalam satu tangka pemeliharaan umumnya berjumlah cukup banyak tentunya memiliki tingkat kesulitan tersendiri. Kalau pada manusia mungkin penangananya lebih mudah karena ukuran tubuh yang lebih besar dan bisa dilakukan per individu. Hal yang cukup sulit jika dilakukan dengan yang cara yang sama pada larva ikan

Sumber :
  • Incidence and composition of calculi in the urinary bladder of intensifely reared marine fish larvae. https://www.researchgate.net/publication/248886871_Incidence_and_Composition_of_Calculi_in_the_Urinary_Bladder_of_Intensively_Reared_Marine_Fish_Larvae
  • FAO(dalam bahasa inggris).

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungannya. Jangan lupa untuk memberi komentar, kritik atau saran pada form komentar yang disediakan.