Tentang Ikan, Cara Budidaya Ikan, dan segala hal yang berhubungan dengan Perikanan dan Budidaya Perairan (Akuakultur)
3.12.2017
Produksi Dalam Budidaya Perikanan/Akuakultur
Apakah yang dihasilkan dalam akuakutur? Dalam akuakultur atau budidaya perikanan tentunya yang dihasilkan adalah ikan yang biasa kita gunakan sebagai lauk atau bahan makanan yang merupakan sumber protein bagi tubuh. Akan tetapi sebenarnyadalam budidaya perikanan Atau akuakultur produk yang dihasilkan tidaklah semata - mata ikan yang digunakan sebagai bahan makanan. Lalu apa saja yang dihasilkan dalam akuakultur? Terdapat beragam produksi yang bias dilakukan dalam budidaya perikanan atau akuakultur yaitu:
- Produksi makanan. Yang pertama ini tentu sudah kamu ketahui. Ya, dalam akuakultur memang dihasilkan ikan yang digunakan sebagai bahan makanan. Ikan merupakan sumber protein hewani yang dikonsumsi manusia selain produk peternakan seperti daging atau telur. Konsumsi protein hewani dari ikan di tiap negara tidaklah sama. Hal ini tergantung dari kebiasaan konsumsi masyarakat di masing masing negara. Di Jepang misalnya nilai konsumsi ikan per kapitanya jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan konsumsi ikan per kapita di Indonesia.
- Produksi stok ikan di alam. Produksi stok ikan di alam adalah produksi ikan yang digunakan sebagai perbaikan stok ikan di alam. Stok ikan di alam selama ini memiliki kecenderungan untuk selalu berkurang. Hal ini disebabkan karena semakin meningkatnya penangkapan dan juga kematian ikan di alam yang tidak sebanding dengan laju reproduksi ikan atau perkembangbiakan ikan di alam. Peningkatan penangkapan ikan di alam didorong oleh semakin tingginya permintaan karena pertambahan penduduk yang cukup pesat. Di samping itu tingkat kematian ikan juga semakin meningkat seiring dengan memburuknya kualitas lingkungan di perairan, baik itu perairan tawar seperti sungai dan danau maupun di perairan laut terbuka. Selain karena memburuknya kualitas lingkungan perairan yang disebabkan karena banyaknya limbah penurunan populasi ikan di perairan juga karena praktik penangkapan ikan yang merusak habitat ikan seperti penggunaan bom aatau racun. Dengan kondisi demikian maka pembangunan perikanan tangkap harus dilakukan secara lestari dan berkelanjutan dengan memperhatikan kelestarian stok ikan di alam. Di samping itu diperlukan upaya pengembalian jumlah atau stok ikan di alam yang dikenal sebagai upaya restocking. Kegiatan restocking ikan dilakukan dengan memanfaatkan produksi pembenihan dalam akuakultur.
- Produksi ikan untuk rekreasi. Produksi ikan untuk rekreasi dilakukan untuk menghasilkan ikan yang akan dipergunakan dalam kegiatan rekreasi. Kegiatan rekreasi yang dimaksud bisa berupa kegiatan memancing di kolam pancing atau waduk dan juga sebagai hiburan di taman akuarium. Karakteristik ikan yang dihasilkan tentunya yang memiliki kelebihan untuk digunakan dalam hiburan baik dalam segi bentuk, ukuran maupun keindahannya. Contoh produksi ikan ini misalnya produksi ikan mas yang digunakan sebagai ikan target di kolam pancing.
- Produksi ikan umpan. Produksi ikan umpan adalah produksi ikan hingga ukuran tertentu yang selanjutnya digunakan sebagai umpan dalam usaha penangkapan ikan. Contohnya produksi ikan bandeng yang digunakan sebagai umpan dalam penangkapan ikan tuna. Pemakaian umpan hidup ini bisa meningkatkan hasil penangkapan ikan 3 hingga 5 kali lebih banyak diandingkan dengan menggunakan umpan segar atau beku.
- Produksi ikan hias. Produksi ikan hias dilakukan untukmenghasilkan ikan yang menarik baik dari segi bentuk maupun warnanya untuk digunakan sebagai hiasan dalam akuarium. Selain bentuk dan warnanya, nilai ekonomis ikan hias juga ditentukan oleh kesulitan penangkapan maupun budidayanya. Produksi ikan hias dapat berupa ikan air tawar maupun ikan air laut. Budidaya ikan air tawar umumnya lebih mudah dilakukan dibandng dengan ikan air laut.
- Produksi ikan untuk pengendalian bahan organik. Produksi ikan ini dilakukan untuk mengendalikan bahan organic yang menumpuk dalam kolam dengan memanfaatkan kemampuan ikan dalam memanfaatkan bahan organic secara langsung maupun tidak langsung. Ikan tilapia misalnya bisa digunakan untuk mengendalikan sedimentasi bahan organic di dasar waduk, karena ikan ini mengkonsumsi sedimen yang ada di dasar perairan. Di sebagian daerah di Indonesia ada juga cara budidaya ikan yang memanfaatkan ikan sebagai pengendali limbah buangan rumah tangga dengan membuang limbah ke dalam kolam yang berisi ikan seperti lele atau mujair. Baca juga tulisan mengenai cara budidaya lele seperti ini.
- Produksi bahan industri. Budidaya perikanan atau akuakultur juga menghasilkan produk yang digunakan sebagai bahan baku industri, baik itu industri makanan, obat-obatan atau farmasi maupun kosmetika. Rumput laut merupakan salah satu produk budidaya yang banyak digunakan dalam industri, baik untuk jenis yang menghasilkan karaginan, agar, maupun alginate. Rumput laut yang menghasilkan karaginan (Carrageenophytes) diantaranya adalah rumput laut jenis eucheuma cottoni dan kappaphy cus alvarezii sedangkan yang menghasilkan agar (Agarophytes) adalah gracilaria gigas dan gracillaria verucosa. Rumput laut penghasil alginate adalah jenis rumput laut Alginophytes seperti sargassum sp. Selain rumput lautproduk budidaya yang digunakan dalam industri adalah ikan nila dan ikan patin. Keduanya digunakan dalam industri makanan yang mengolah daging ikan menjadi beragam hasil industri pengolahan makanan misalnya sebagai daging udang buatan (artificial shrimp), bakso, sosis dll.
3.07.2017
Ruang Lingkup Akuakultur
Untuk mengetahui ruang lingkup akuakultur dapat kita lihat dari berbagai sudut pandang. Ruang lingkup akuakultur ini bisa dibagi berdasarkan kegiatan, spasial, sumber air, zonasi dan posisi wadah produksi.
1. Ruang Lingkup Akuakultur Berdasarkan Kegiatannya
Anda tentu masih ingat tentang pengertian akuakultur. Kalau lupa bisa baca lagi tentang pengertian budidaya perikanan/budidaya perairan/akuakultur. Seperti kita ketahui orientasi akuakultur adalah untuk mendapatkan manfaat, hasil atau keuntungan. Hal ini berarti bahwa akuakultur adalah juga sebuah kegiatan bisnis, sehingga disebut juga akuabisnis (aquabusiness). Berdasarkan kegiatan yang dilakukan akuakultur atau akuabisnis ini meliputi beberapa bagian atau subsistem yaitu:
- Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana produksi disebut juga subsistem pengadaan sarana dan prasarana produksi yang meliputi pengadaan prasarana seperti pemilihan lokasi, pengadaan bahan dan pembangunan fasilitas produksi, dan pengadaan sarana produksi seperti pengadaan induk, benih, pakan, obat -obatan, peralatan dan tenaga kerja.
- Kegiatan produksi atau subsistem proses produksi . Kegiatan produksi dalam akuakultur meliputi kegiatan mulai dari persiapan wadah budidaya, penebaran, pemberian pakan, pengelolaan lingkungan pemeliharaan, pengelolaan kesehatan hingga pemanenan
- Kegiatan penanganan pasca panen dan pemasaran atau subsistem pasca panen dan pemasaran. Kegiatan yang dilakukan meliputi peningkatan kualitas atau mutu produk yang dihasilkan, proses pengepakan dan distribusi produk hingga ke pelayanan terhadap konsumen
- Kegiatan pendukung atau subsistem pendukung. Kegiatan pendukung dalam akuakultur ini meliputi aspek hukum misalnya perundang - undangan dan kebijakan lainnya, aspek keangan misalnya tentang pembiayaan atau pembayaran dan juga aspek kelembagaan yang menyangkut akuakultur seperti asosiasi, koperasi, perbankan, perusahaan, lembaga birokrasi dan juga lembaga riset dan pengembangan akuakultur.
2. Ruang Lingkup Akuakultur Berdasarkan Spasial
Ruang lingkup akuakultur bisa juga dilihat berdasarkan spasial atau tempat, kedudukan atau posisi geografis pada bentang alam tempat berlangsungnya kegiatan akuakultur tersebut. Secara spasial kegiatan akuakultur meliputi kegiatan di pegunungan, perbukitan atau dataran tinggi, dataran rendah, pantai, muara, pesisir pantai,teluk, selat, terumbu karang hingga di laut lepas.
Semua kegiatan akuakultur tersebut tentunya dapat dilaksanakan selama tersedia sumber air yang memadai. Di daerah pegunungan misalnya sumber air bisa berasal dari sungai, mata air dan danau. Di dataran rendah sumber air bisa berasal dari sungai, sumur, danau, waduk dan rawa. di pesisir pantai sumber air bisa berasal dari sungai, sumur dan laut. Kegiatan akuakultur bisa juga dilakukan di laut dangkal hingga di laut lepas.
3. Ruang Lingkup Akuakultur Berdasarkan Sumber Airnya
Jika dilihat dari sumber air yang dipergunakan, budidaya perikanan atau akuakultur terdiri dari budidaya air tawar (freshwater culture), budidaya air payau (brackishwater culture) dan budidaya air laut (mariculture). Sesuai dengan namanya budidaya air tawar tentunya menggunakan air tawar dalam kegiatan produksinya. Demikian juga dengan budidaya air payau yang menggunakan air payau dan budidaya laut yang menggunakan air laut dalam kegiatan produksinya.
Karena menggunakan sumber air yang berbeda maka masing - masing kegiatan budidaya tersebut tentunya akan memelihara komoditas yang berasal dari habitat yang airnya memiliki kesamaan dengan sumber air yang digunakan dalam produksi budidaya yang dilakukan, atau setidaknya sudah beradaptasi dengan salinitas air yang dipergunakan dalam budidaya. Komoditas yang dipelihara pada budidaya air tawar adalah spesies yang di habitat aslinya memang hidup di air tawar seperti ikan lele, ikan gurame dll. Demikian juga komoditas yang dipelihara pada budidaya air payau adalah spesies yang berasal dari perairan payau seperti bandeng dan udang windu. Pada budidaya laut yang dipelihara adalah spesies yang berasal dari laut seperti ikan kerapu, ikan kakap dll.
Meskipun demikian ada juga beberapa spesies yang bersifat euryhaline, yakni memiliki toleransi pada salinitas dengan kisaran yang luas. Spesies seperti ini bias dipelihara dengan menggunakan sumber air yang berbeda beda. Contohnya seperti ikan bandeng. Ikan bandeng umumnya dipelihara di tambak berair payau akan tetapi bias juga dipelihara di karamba air laut, dan juga di kolam air tawar.
4. Ruang Lingkup Akuakultur berdasarkan zonasi darat - laut.
Jika akuakultur dilihat dari zonasi darat dan laut, maka akan terlihat bahwa ada kegiatan akuakultur yang dilakukan di darat (inland aquaculture) dan kegiatan akuakultur yang dilakukan di laut (marine aquaculture). Dalam kegiatan produksinya inland aquaculture bisa saja menggunakan air tawar, air payau dan juga air laut. Sebaliknya marine aquaculture karena dilakukan di laut maka air yang dipergunakan umumnya hanyalah air laut.
Pembagian zonasi darat-laut ini juga dikenal dalam perikanan tangkap sehingga ada yang disebut sebagai inland fisheries atau penangkapan di perairan umum dan marine fisheries atau penangkapan ikan di laut terbuka.
5. Ruang Lingkup Akuakultur berdasarkan posisi media produksinya
Berdasarkan posisi wadah /media untuk produksi budidaya, akuakultur meliputi kegiatan budidaya yang berbasiskan daratan (land-base aquaculture) dan budidaya perikanan yang berbasiskan perairan (water-base aquaculture).
Pada budidaya perikanan yang berbasis daratan (land-base aquaculture), wadah yang dilakukan dalam budidaya perikanan berada di darat dan air yang digunakan diambil dari sumber air yang ada di dekatnya. Sumber air yang digunakan bias saja berasal dari perairan tawar seperti sungai, maupun dengan mengambil air dari laut.
Pada budidaya perikanan yang berbasis perairan (water-base aquaculture), maka wadah budidaya berada langsung di atas perairan misalnya karamba atau karamba jarring apung. Wadah budidaya ditempatkan di perairan sehingga tidak perlu usaha memindahkan air dari sumber air ke wadah budidaya. Budidaya perikanan berbasis perairan ini bias dilakukan di perairan umum yang berair tawar misalnya di danau atau sungai dan bias juga di laut terbuka.
3.02.2017
Perikanan Budidaya di Indonesia
Perairan Indonesia yang sangat luas memiliki potensi perikanan yang cukup besar. Akan tetapi peningkatan produksi perikanan Indonesia tidak bisa semata mata hanya diandalkan dari sektor perikanan tangkap. Potensi perikanan tangkap seberapapun besarnya akan terus berkurang jika dilakukan penangkapan terus menerus apalagi jika dilakukan secara berlebihan (over fishing). Dalam melakukan kegiatan penagkapan ikan sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan kesinambungan stok ikan yang ada di alam. Untuk itu peningkatan produksi perikanan bisa dilakukan dengan meningkatkan produksi dari sektor perikanan budidaya.
Perikanan budidaya di Indonesia juga memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan. Sektor perikanan budidaya ini jika dikelola dengan baik akan bisa digunakan sebagai motor penggerak perekonomian dan penyerap tenaga kerja. Potensi perairan yang bisa dikembangkan diantaranya adalah di perairan air tawar (sungai, danau, kolam), perairan payau (tambak) dan perairan laut (pantai dan laut lepas).
Potensi budidaya perairan di Indonesia,diantaranya potensi budidaya tambak dengan luas mencapai 2.963.717 hektare (ha). Dari jumlah potensi tersebut baru dimanfaatkan sekitar 657.346 ha atau 22,2%. Hal ini berarti, peluang untuk budidaya tambak masih bisa dikembangkan lagi hingga seluas 2.306.371 ha.
Potensi perikanan budidaya kolam di Indonesia memiliki potensi seluas 541.000 ha. Dari jumlah potensi budidaya kolam tersebut baru dimanfaatkan sebesar 24,4% atau sekitar 131.776 ha. Potensi budidaya perairan Indonesia di kolam ini masih ada peluang pengembangan seluas 409.324 ha.
Dari potensi perikanan budidaya Indonesia tersebut, peluang investasi dalam sektor budidaya perikanan di Indonesia baik di tambak maupun kolam masih sangat terbuka lebar. Perikanan budidaya Indonesia masih memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan.
Untuk jenis budidaya di perairan umum Indonesia memiliki potensi seluas 145.125 ha. Dari jumlah potensi budidaya perikanan di perairan umum tersebut yang baru dimanfaatkan mencapai luas 1.798 ha atau hanya sekitar 1,13% dari potensi yang dimiliki.
Indonesia juga memiliki luas lahan pertanian basah yang potensial untuk dikembangkan sebagai areal budidaya ikan sistem mina padi seluas 1.536.289 ha. Dari jumlah potensi perikanan budidaya sistem mina padi tersebut, pemanfaatannya baru seluas 156.193 ha atau 10,2% dari keseluruhan potensi yang dimiliki. Jumlah ini tentunya masih bisa dikembangkan hingga seluas 1.380.096 ha lagi.
Untuk potensi perikanan budidaya di Indonesia dari sector perikanan budidaya laut Indonesia memiliki potensi seluas 24.000.000 ha. Dari jumlah potensi perikanan budidaya laut tersebut yang baru termanfaatkan seluas 178.435 ha, atau hanya sekitar 0,74% dari potensi perikanan budidaya laut yang dimiliki. Hal ini berarti sektor perikanan budidaya laut di Indonesia masih memiliki peluang pengembangan hingga seluas 23.821.565 ha. Ini merupakan jumlah yang sangat besar yang jika mampu dikembangkan secara optimal akan bisa memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan juga peningkatan penerimaan bagi negara.
Menurut data hasil produksi perikanan budidaya yang dimiliki Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun 2014, realisasi produksi perikanan budidaya mencapai 14,5 juta ton, Hal ini jauh jauh lebih besar dari produksi perikanan tangkap yang sebesar 5-7 juta ton. Pada tahun 2015, produksi perikanan budidaya di Indonesia meningkat hingga mencapai kurang lebih 17,9 juta ton.
Pada tahun 2017 ini, produksi perikanan budidaya ditargetkan sebesar 22,79 juta ton, dan diharapkan meningkat pada tahun 2018 menjadi sebanyak 26,72 juta ton, dan pada pada tahun 2019 ditargetkan produksi perikanan budidaya di Indonesia mencapai 31,32 juta ton. Dari jumlah target produksi perikanan budidaya Indonesia tersebut, Produksi perikanan budidaya dari rumput laut ditargetkan sebesar 22,17 juta ton dan hasil perikanan budidaya berupa ikan ditargetkan sebesar 9,15 juta ton.
Dengan melihat jumlah potensi dan hasil produksi perikanan budidaya di Indonesia ini. Kita bisa melihat bahwa Indonesia memiliki potensi yang sangat besar terutama jika dilihat dari luas perairan lautnya yang sangat besar. Jika potensi perikanan dan kelautan yang dimiliki ini bisa dimanfaatkan secara optimal tentunya akan mampu memberikan sumbangan yang cukup besar bagi kemajuan perekonomian Indonesia. Dari sektor kelautan dan perikanan Indonesia ini Indonesia memiliki beberapa komoditas unggulan diantaranya udang, rumput laut, ikan bandeng, patin, lele, nila, gurame, mas, kerapu, kakap putih, dan ikan-ikan lokal lain.
Dari sisi penerimaan pasar, hasil produksi komoditas budidaya perikanan Indonesia sangat banyak diminati di pasar global. Komoditas perikanan budidaya Indonesia memang diakui memiliki nilai ekonomis tinggi yang berorientasi ekspor sehingga banyak diminati oleh pasar luar negeri. Pasar ekspor tersebut masih memiliki peluang pengembangan yang masih sangat terbuka lebar.
Oleh karena itu pengembangan sektor perikanan dan Kelautan termasuk di dalamnya sektor perikanan budidaya di Indonesia merupakan sebuah keharusan. Hal ini sejalan dengan visi misi Kabinet Kerja Indonesia yaitu mendorong laut menjadi sumber ekonomi bangsa.
Dengan besarnya potensi perikanan dan kelautan yang dimiliki seharusnya bisa dijadikan dorongan untuk lebih fokus dan serius meningkatkan produksi perikanan budidaya. Pengembangan sector perikanan dan kelautan harus dapat menjadikan Indonesia unggul dalam kualitas dan kuantitas produksi perikanan dibandingkan Negara lain, apalagi Negara yang memiliki luas lahan di sector perikanan yang jauh lebih kecil.
Indonesia telah menunjukkan kemajuan yang sangat berarti dalam mengamankan hasil produksi perikanan tangkap yang banyak dicuri Negara lain. Hal ini juga harus dibarengi dengan peningkatan kapasitas perikanan Indonesia baik perikanan tangkap dan perikanan budidaya sehingga. Segala potensi dan kekayaan alam yang dimiliki tersebut akan dapat termanfaatkan secara optimal sesuai dengan konsep blue economy.
2.28.2017
Cara Budidaya Ikan YUMINA, Ketika Sayuran dan Ikan Tumbuh Bersama
Dalam budidaya ikan sudah barang tentu yang diinginkan adalah produksi ikan yang bagus baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Namun tahukah anda bahwa ada cara budidaya ikan yang tidak hanya menghasilkan ikan akan tetapi juga bisa menghasilkan produk lain yaitu sayuran?
Ya, cara budidaya ikan ini dikenal dengan nama YUMINA yang merupakan kependekan dari saYUran dan MINA yang berarti ikan. Cara Budidaya ikan YUMINA ini memang tidak hanya menghasilkan ikan akan tetapi juga sayuran sebagai produk sampingannya.
Selain YUMINA adalagi cara budidaya ikan yang masih sejenis yang disebut BUMINA yang diambil dari kata BUah dan MINA. Cara budidaya ikan YUMINA dan BUMINA ini tentunya akan memberikan nilai tambah bagi petani pembudidaya ikan. Apalagi dalam ketidakpastian cuaca akibat global warming sering ditemui kendala dalam produksi sayuran. Sekarang ini saja kita sedang dihadapkan dengan persoalan mahalnya harga cabai akaibat produksi cabai yang kurang bagus.
Cara Budidaya ikan YUMINA dan BUMINA ina sebenarnya merupakan cara budidaya ikan tumpang sari diman dalam satu kegiatan budidaya dihasilkan dua atau leih produk. Ikan yang dipelihara dalam kolam dan sayuran atau buah yang dipelihara di atas atau pinggir kolam. Cara budidaya ikan YUMINA dan BUMINA ini mengkombinasikan pemeliharaan ikan dengan pemeliharaan buah atau sayuran sitem hidroponik.
Dalam cara budidaya ikan yumina dan bumina, tanaman dipelihara secara hidroponik, dimana tanaman tidak ditanam dalam media tanah akan tetapi lebih banyak menggunakan air secara langsung atau ditambah dengan media non tanah seperti kerikil, arang atau akar pakis. Media tanam dan akar tanaman, mendapatkan suplai air dari kolam ikan yang tentunya juga mengandung unsur hara dari kotoran ikan yang dipelihara. Dengan melewatkan air kolam ke wadah pemeliharaan tanaman, petani akan mendapatkan dua keuntungan sekaligus yaitu:
- Memberikan air dan unsur hara pada tanaman. Air kolam yang mengandung kotoran ikan akan menjadi pupuk yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman sayur/buah yang dipelihara
- Menyaring air kolam menjadi lebih bersih. Media tanam dan akar tanaman akan sekaligus berfungsi sebagai filter yang menyaring air kolam sehingga air yang sudah terlewat akan memiliki kualitas air yang lebih bagus bagi pertumbuhan ikan yang dipelihara
Cara budidaya ikan yumina dan bumina ini dapat diaplikasikan dalam berbagai model wadah, baik itu akuarium maupun kolam, baik itu wadah berbentuk bulat atau persegi. Syarat utamanya tentu saja adalah ada pompa dan sumber listrik yang digunakan untuk menyedot air dari kolam dan mengalirkannya ke wadah pemeliharaan tanaman. Wadah pemeliharaan tanaman juga dapat dibuat dari berbagai bahan. baik itu ember, pipa pvc dan lain lain yang penting tentu saja ada saluran pembuangan dari wadah yang akan mengalirkan air kembali ke kolam ikan. Jadi air dari kolam disedot dengan pompa, masuk dari bagian atas wadah pemeliharaan tanaman dan keluar dari bagian bawah wadah mengalir kembali ke dalam kolam.
2.26.2017
Berbagai Cara Budidaya Ikan Lele yang Perlu Anda Ketahui
Ada berbagai cara budidaya ikan lele yang bisa anda pilih untuk dilaksanakan. Pemilihan cara budidaya ikan lele ini akan sangat tergantung pada sumber daya yang anda miliki, misalnya ketersediaan lahan dan juga permodalan.
Sebenarnya ada tiga model atau jenis usaha budidaya ikan lele yang bisa dilakukan yaitu:
- Pembenihan ikan lele
- Pembesaran ikan lele
- Pembenihan sekaligus pembesaran ikan lele
Yang akan kita bahas kali ini adalah usaha pembesaran ikan lele. Usaha pembesaran ikan lele ini relatif lebih gampang dan banyak diusahakan. Ikan lele sendiri pada dasarnya merupakan ikan yang 'bandel' yang tidak terlalu membutuhkan banyak perawatan dan relatif tahan terhadap kondisi perairan yang kurang bagus. Budidaya ikan lele bissa dilakukan dengan wadah berupa kolam tanah, kolam terpal, kolam tembok bahkan dengan drum bekas juga bisa. Akan tetapi untuk mendapatkan hasil yang bagus tentunya diperlukan kondisi lingkungan dan pakan yang juga bagus.
Berikut adalah beberapa cara budidaya ikan lele:
1. Cara Tradisional. Cara budidaya ikan lele secara tradisional umumnya dilakukan dalam kolam tanah. Cara budidaya ikan lele model ini tidak banyak memerlukan perhatian. Pemberian pakan juga dilakukan seadanya. Terkadang kolam budidaya ikan lele diletakkan tidak jauh dari jamban keluarga dan limbah dari jamban diarahkan ke kolam sebagai pakan tambahan bagi ikan lele. Cara budidaya model ini sepertinya sudah mulai ditinggalkan karena memberikan dampak psikologis yang kurang bagus terhadap pasar ikan lele. Baca juga: Cara Budidaya ikan lele, masihkah?
2. Cara budidaya ikan lele semi intensif. Cara budidaya ikan lele model ini biasanya dilakukan dalam kolam tanah, kolam tembok, maupun kolam terpal. Pembesaran ikan lele dilakukan secara terkontrol dengan pemberian pakan yang terjadwal sehingga produksi ikan lele yang dihasilkan juga lebih baik.
3. Cara budidaya ikan lele sistem tumpang sari atau budidaya ikan lele terpadu. Cara budidaya ikan lele model ini dilakukan guna mengoptimalkan usaha budidaya ikan lele yang dijalankan berbarengan dengan usaha budidaya komoditas lain. Model tumpang sari ini bisa dilakukan misalnya dengan melakukan usaha budidaya ikan lele berbarengan dengan usaha budidaya ayam, dimana kolam ikan lele berada di bawah kandang ayam. Model lainnya yaitu budidaya ikan lele yang dipadukan dengan budidaya sayuran, yang dikenal dengan yumina, dan budidaya ikan lele yang dipadukan dengan budidaya buah-buahan atau bumina. Model budidaya ikan lele terpadu ini akan memberikan manfaat ganda yaitu. Panen komoditas yang lebih banyak dan juga pemanfaatan media pemeliharaan yang lebih optimal.
4. Cara budidaya ikan lele model polikultur. Cara budidaya ikan lele model ini dilakukan dengan mengkombinasikan budidaya ikan lele dengan ikan jenis lain dalam satu kolam misalnya ikan lele dengan ikan gurame atau lele dengan ikan nila.
5. Cara budidaya ikan lele intensif. Cara budidaya ikan lele model ini dilakukan dengan melakukan budidaya ikan lele dalam kepadatan yang tinggi, sehingga hasil produksi yang dihasilkan juga lebih tinggi. Pemeliharaan dalam kepadatan tinggi tentunya memerlukan kestabilan kualitas media pemeliharaan. Teknik yang digunakan biasanya dengan metode bioflok.
Nah demikian beberapa cara budidaya ikan lele yang perlu anda ketahui. Anda bisa memilih sendiri cara budidaya ikan lele yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. Salam
Lihat Daftar Isi/Peta Situs
Lihat Daftar Isi/Peta Situs
2.23.2017
Cara Budidaya Ikan Lele, Masihkah..?
Ada berbagai teknik atau cara budidaya ikan lele yang bisa dilakukan. Hal ini tergantung dari ketersediaan lahan dan fasilitas lain yang dimiliki. Pasar untuk ikan lele sendiri sebagian besar adalah untuk usaha makanan baik warung ataupun restoran
Tapi kali ini saya tidak akan membahas tentang prospek pasar ikan lele ataupun teknologi budidaya ikan lele karena kayaknya sudah cukup banyak yang membahasnya. Saya hanya ingin berbagi cerita yang sebenarnya masih erat kaitannya dengan cara budidaya ikan lele .
Ini sih pengalaman teman, saya lupa persisnya kapan.. yang jelas sudah cukup lama. Ceritanya teman saya ini sedang dalam perjalanan, karena sudah lapar dan memang sudah jam makan siang dia singgah di sebuah warung makan yang menyediakan menu lalapan ikan lele. Warungnya cukup asri dan di sebelahnya juga ada kolam tempat budidaya ikan lele. "Wah pasti segar segar nih ikannya" pikirnya dalam hati. Setelah makanan dihidangkan dia pun makan dengan lahap karena makanan yang disajikan emang enak dan pas buat selera makan dia.
Setelah selesai makan dan bayar makanan dia merasa pengen ke belakang sebentar. Daripada di tengah jalan berhenti lagi, dia pikir lebih baik di situ sekalian mumpung lagi berhenti. Dia pun tanya pada pemilik warung dan ditunjukkanlah lokasi kamar kecil di samping warung. Selesai buang hajat di kamar kecil dia berhenti sebentar guna melihat - lihat kolam. Terlihat ikan lele bergerombol sepertinya sedang makan dengan lahap.
Dan...seketika kepalanya pusing dan mau muntah karena saat itu dia baru sadar kalau saluran pembuangan limbah di kamar kecil itu berakhir di kolam budidaya ikan lele. Berarti yang dia makan....
Nah.. itu pengalaman seorang teman mengenai cara budidaya ikan lele. Saya tidak tahu pasti apakah saat ini masih ada petani yang menggunakan cara budidaya ikan lele seperti itu. Karena cara budidaya seperti itu meski mungkin efisien tapi potensial menurunkan pangsa pasar ikan lele.
2.22.2017
Lebih Baik Menetaskan Artemia atau Dekapsulasi?
Artemia salina banyak dipergunakan dalam budidaya perikanan khususnya dalam usaha pembenihan. Pemakaian artemia dalam budidaya ikan baik itu ikan hias maupun ikan konsumsi memang lebih praktis karena tidak memerlukan waktu pemeliharaan yang lama. Kita tinggal menetaskan dan artemia bisa langsung diberikan pada benih ikan.
Ada dua cara yang biasa dilakukan dalam menetaskan artemia yaitu dengan menetaskan langsung dan dengan dekapsulasi. Keduanya tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing - masing. Lalu manakah yang mestinya kita lakukan dalam usaha budidaya ikan ini, menetaskan artemia secara langsung ataukah didekapsulasi? dan manakah yang lebih baik dari kedua cara tersebut?
Ok, kita mulai dengan kelebihan dan kekurangan masing - masing.
Kelebihan menetaskan artemia secara langsung:
1. Tidak memerlukan bahan kimia
2. Tidak ada kemungkinan terkontaminasi bahan kimia
3. Aman bagi larva dan juga pembudidaya
Kekurangan metode penetasan artemia secara langsung:
1. Waktu penetasan lebih lama
2. Kemungkinan masuknya bakteri atau parasit lebih besar
3. Jumlah nauplii yang didapat lebih sedikit
Kelebihan menetaskan artemia dengan cara dekapsulasi
1. Waktu penetasan lebih singkat
2. Lebih aman dari bakteri atau parasit
3. Jumlah nauplii yang didapat lebih banyak
Kekurangan metode penetasan artemia dengan dekapsulasi:
1. Memerlukan bahan kimia yang berarti ada tambahan biaya yang diperlukan
2. Ada kemungkinan tercemar bahan kimia jika pencucian kurang bersih
3. Ada resiko pembudidaya menghirup gas kimia.
Penggunaan bahan kimia dalam dekapsulasi membuat kista artemia lebih tipis sehingga penetasan artemia bisa dilakukan lebih cepat dan nauplii yang didapatpun akan lebih banyak. akan tetapi hal ini akan sangat tergantung pada ketepatan pemakaian bahan kimia. Kelebihan dosis atau kelamaan waktu perendaman dengan larutan chlorin bisa memberi dampak yang sebaliknya yaitu nauplii yang didapat akan lebih sedikit. Penggunaan bahan kimia berupa larutan chlorin, meski dampaknya mungkin kecil, tapi bagaimanapun ada resiko bagi pembudidaya menghirup gas dari bahan kimia yang digunakan. Tentunya hal ini bisa diminimalisir dengan menggunakan pengaman dalam bekerja misalnya dengan memakai sarung tangan dan masker. Hal ini tentunya tidak akan ditemui jika menggunakan metode penetasan secara langsung karena prosesnya lebih alami. Metode dekapsulasi diyakini dapat mengurangi kemungkinan masuknya bakteri atau parasit yang timbul pada proses penetasan artemia secara alami karena penggunaan larutan chlorin sekaligus berfungsi sebagai desinfektan. Namun dengan dekapsulasi ada juga kemungkinan bahan kimia ikut terbawa jika pencucian dilakukan kurang bersih atau dosis dan waktu pemakaian yang tidak pas (terlalu lama).
Lalu manakah yang lebih baik dari kedua metode penetasan artemia tersebut? Menetaskan secara langsung atau dekapsulasi? Jawabannya akan sangat tergantung pada kebutuhan dan keterampilan pembudidaya. Menetaskan artemia secara langsung relatif lebih aman dan mudah meski waktunya lebih lama. Kemungkinan masuknya bakteri dan parasit juga bisa diminimalisasi dengan pencucian pada akhir pemanenan atau melakukan perendaman dengan pemberian antibiotik. Dekapsulasi memerlukan ketepatan konsentrasi larutan dan waktu perendaman/pencucian agar bisa berhasil dengan baik. Metode yang tepat akan memberikan nauplii yang lebih banyak dan lebih bersih (suci hama). Jika kita bandingkan dengan sistem budidaya ikan pada umumnya. Menetaskan artemia secara langsung akan mirip dengan extensifikasi sedangkan dekapsulasi akan dekat dengan intensifikasi. Semua dengan kelebihan dan kekurangan masing - masing. Mana yang lebih baik? Silahkan anda pilih sendiri. Salam
Lihat Daftar Isi/Peta Situs untuk melihat tulisan tulisan lain yang ada di sini
Lihat Daftar Isi/Peta Situs untuk melihat tulisan tulisan lain yang ada di sini
Subscribe to:
Posts (Atom)