2.22.2017

Lebih Baik Menetaskan Artemia atau Dekapsulasi?

Artemia salina banyak dipergunakan dalam budidaya perikanan khususnya dalam usaha pembenihan. Pemakaian artemia dalam budidaya ikan baik itu ikan hias maupun ikan konsumsi memang lebih praktis karena tidak memerlukan waktu pemeliharaan yang lama. Kita tinggal menetaskan dan artemia bisa langsung diberikan pada benih ikan.

Ada dua cara yang biasa dilakukan dalam menetaskan artemia yaitu dengan menetaskan langsung dan dengan dekapsulasi. Keduanya tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing - masing. Lalu manakah yang mestinya kita lakukan dalam usaha budidaya ikan ini, menetaskan artemia secara langsung ataukah didekapsulasi? dan manakah yang lebih baik dari kedua cara tersebut?
Ok, kita mulai dengan kelebihan dan kekurangan masing - masing. 

Kelebihan menetaskan artemia secara langsung:
1. Tidak memerlukan bahan kimia
2. Tidak ada kemungkinan terkontaminasi bahan kimia
3. Aman bagi larva dan juga pembudidaya

Kekurangan metode penetasan artemia secara langsung:
1. Waktu penetasan lebih lama
2. Kemungkinan masuknya bakteri atau parasit lebih besar
3. Jumlah nauplii yang didapat lebih sedikit

Kelebihan menetaskan artemia dengan cara dekapsulasi
1. Waktu penetasan lebih singkat
2. Lebih aman dari bakteri atau parasit
3. Jumlah nauplii yang didapat lebih banyak

Kekurangan metode penetasan artemia dengan dekapsulasi:
1. Memerlukan bahan kimia yang berarti ada tambahan biaya yang diperlukan
2. Ada kemungkinan tercemar bahan kimia jika pencucian kurang bersih
3. Ada resiko pembudidaya menghirup gas kimia.

Penggunaan bahan kimia dalam dekapsulasi membuat kista artemia lebih tipis sehingga penetasan artemia bisa dilakukan lebih cepat dan nauplii yang didapatpun akan lebih banyak. akan tetapi hal ini akan sangat tergantung pada ketepatan pemakaian bahan kimia. Kelebihan dosis atau kelamaan waktu perendaman dengan larutan chlorin bisa memberi dampak yang sebaliknya yaitu nauplii yang didapat akan lebih sedikit. Penggunaan bahan kimia berupa larutan chlorin, meski dampaknya mungkin kecil, tapi bagaimanapun ada resiko bagi pembudidaya menghirup gas dari bahan kimia yang digunakan. Tentunya hal ini bisa diminimalisir dengan menggunakan pengaman dalam bekerja misalnya dengan memakai sarung tangan dan masker. Hal ini tentunya tidak akan ditemui jika menggunakan metode penetasan secara langsung karena prosesnya lebih alami. Metode dekapsulasi diyakini dapat mengurangi kemungkinan masuknya bakteri atau parasit yang timbul pada proses penetasan artemia secara alami karena penggunaan larutan chlorin sekaligus berfungsi sebagai desinfektan. Namun dengan  dekapsulasi ada juga kemungkinan bahan kimia ikut terbawa jika pencucian dilakukan kurang bersih atau dosis dan waktu pemakaian yang tidak pas (terlalu lama).

Lalu manakah yang lebih baik dari kedua metode penetasan artemia tersebut? Menetaskan secara langsung atau dekapsulasi? Jawabannya akan sangat tergantung pada kebutuhan dan keterampilan pembudidaya. Menetaskan artemia secara langsung relatif lebih aman dan mudah meski waktunya lebih lama. Kemungkinan masuknya bakteri dan parasit juga bisa diminimalisasi dengan pencucian pada akhir pemanenan atau melakukan perendaman dengan pemberian antibiotik. Dekapsulasi memerlukan ketepatan konsentrasi larutan dan waktu perendaman/pencucian agar bisa berhasil dengan baik. Metode yang tepat akan memberikan nauplii yang lebih banyak dan lebih bersih (suci hama). Jika kita bandingkan dengan sistem budidaya ikan pada umumnya. Menetaskan artemia secara langsung akan mirip dengan extensifikasi sedangkan dekapsulasi akan dekat dengan intensifikasi. Semua dengan kelebihan dan kekurangan masing - masing. Mana yang lebih baik? Silahkan anda pilih sendiri. Salam

Lihat Daftar Isi/Peta Situs untuk melihat tulisan tulisan lain yang ada di sini

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungannya. Jangan lupa untuk memberi komentar, kritik atau saran pada form komentar yang disediakan.