9.10.2015

Pengapuran Tambak

Keasaman tanah merupakan masalah yang biasa muncul sehubungan dengan turunnya hasil pertanian, termasuk juga pada negara-negara maju. Keasaman tanah dapat terjadi dikarenakan kecepatan pelarutan yang tinggi, batuan induk yang tidak sesuai, dan beberapa hal yang jarang terjadi, seperti pengasaman kimia secara kontinu seperti pembubuhan ammonium sulfat dalam jumlah besar.

Pada areal pertanian yang sangat asam ion H+tidak cukup tinggi dan terdapat penambahan konsentrasi Al3+yang sangat beracun pada pH rendah, serta rendahnya tingkat pertukaran ion Ca2+. Masalah tersebut diatas pada umumnya ditangani dengan cara pemberian kapur (pengapuran).

Kondisi lahan yang asam tersebut juga bisa terjadi pada lahan tambak, sehingga perlu juga dilakukan pengapuran pada lahan tambak tersebut. Pengapuran pada lahan tambak dilakukan pada dua tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pemeliharaan. Pengapuran yang baik pada saat persiapan akan mempertahankan stabilitas tanah dan air media budidaya selama masa pemeliharaan.

Pengapuran pada prinsipnya adalah memberikan logam Ca dan Mg kedalam tanah dengan tujuan:

  1. Menambah unsur hara tanah,
  2. Memperbaiki DMA (Daya Menggabung Asam/Alkalinitas)
  3. Menaikkan pH
  4. Meningkatkan aktivitas Jasad Renik
  5. Memperbaiki struktur tanah.

Pengapuran juga bertujuan untuk  meningkatkan pertumbuhan plankton baik fitoplankton maupun zooplankton serta kelekap atau lumut yang merupkan pakan alami untuk udang dan ikan.  Pengapuran tidak ditujukan langsung sebagai pakan bagi ikan dan udang tetapi digunakan untuk merangsang pertumbuhan pakan alami yang dapat digunakan sebagai pakan alami bagi ikan dan udang. Dengan meningkatnya pakan alami yang ada di perairan tambak maka secara tidak langsung akan turut meningkatkan produktifitas tambak atau meningkatkan jumlah atau produksi ikan atau udang yang dihasilkan

Adapun jenis kapur yang bisa digunakan yaitu:

  • Kapur pertanian/Kaptan,agricultural lime (CaCO3).
  • Dolomit (CaMg(CO3)2)
  • Kapur Tohor, quicklime(CaO)
  • Kapur Silikat (CaSiO3)
  • Kapur Tembok (Ca(OH)2)
Kapur tersebut bisa dalam bentuk cair (liquid lime), serbuk atau padatan. Dosis kapur yang biasa digunakan adalah 2000 – 3000 kg /ha tergantung juga dengan keasaman lahan dan jenis kapur yang digunakan.

Lihat Peta Situs/Daftar Isi untuk mengetahui tulisan lain yang ada di sini

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungannya. Jangan lupa untuk memberi komentar, kritik atau saran pada form komentar yang disediakan.