10.18.2010

Pemeliharaan Larva Kerapu Bebek (Cromileptes Altivelis) Dengan Perbedaan Frekuensi Pemberian Minyak Ikan

Berikut ini adalah tulisan yang dimuat di Buletin teknik litkayasa akuakultur, volume 8 nomor 2 tahun 2009, (105-108).

PEMELIHARAAN LARVA KERAPU BEBEK (Cromileptes Altivelis) DENGAN PERBEDAAN FREKUENSI PEMBERIAN MINYAK IKAN

Oleh : I Komang Suarsana

ABSTRAK
       Percobaan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui frekuensi penggunaan minyak ikan yang optimal pada pemeliharaan larva kerapu bebek (Cromileptes altivelis) yang dipelihara. Pemeliharaan larva dilakukan dengan menggunakan bak fiber dengan volume 200L. Masing–masing bak diisi dengan larva yang baru menetas (D1) dengan kepadatan 10 ekor/L. Mulai hari pertama (D1) pada permukaan air pemeliharaan diberi minyak ikan sebanyak 0,1 mL/m2, dengan frekuensi yang berbeda, yaitu : A) 1 kali, B) 2 kali, C) 3 kali, D) 4 kali, dan E) tanpa minyak. Masing–masing dilakukan dengan 3 kali ulangan. Minyak diberikan hingga larva berumur 6 hari, pemeliharaan dilakukan hingga berumur 15 hari. Hasil pemeliharaan menunjukkan bahwa pertumbuhan larva pada tiap perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, sedangkan pertumbuhan panjang larva (TL) pada masing-masing perlakuan berturut-turut adalah; (A) 1,52mm, (B) 2 mm, (C) 1,69 mm, (D) 1,62 mm dan (E)1,72 mm. Sintasan larva menunjukkan perbedaan yaitu ; (A) 25%, (B) 24.5%, (C) 34.5% dan (D) 29.1% lebih tinggi jika dibandingkan dengan perlakuan E yaitu 8%. Perlakuan C memiliki sintasan yang paling tinggi.


KATA KUNCI : kerapu bebek, larva, minyak ikan

Tulisan di atas merupakan hasil percobaan pemeliharaan larva ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis) yang dipelihara dengan diberi perlakuan yaitu diberikan minyak ikan pada permukaan media pemeliharaan larvanya dengan frekuensi yang berbeda beda. Tujuannya tentu saja untuk mengetahui frekuensi pemberian minyak ikan yang memberikan hasil yang lebih baik terhadap angka kelulusan hidup atau sintasan larva yang diperoleh.

Seperti yang bisa dibaca pada abstrak tulisan yang ada di atas, larva yang dipelihara tanpa pemberian minyak memiliki angka kelulusan hidup yang paling kecil dan angka kelulusan hidup atau survival rate paling tinggi didapatkan dari perlakuan dengan frekuensi pemberian minyak ikan sebanyak tiga kali sehari. Dari hasil tersebut kita bias menyimpulkan bahwa

Lihat daftar isi/peta situs perikanan budidaya untuk mengetahui artikel artikel yang lain

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungannya. Jangan lupa untuk memberi komentar, kritik atau saran pada form komentar yang disediakan.