11.14.2011

Ikan Klon

Gambar ikan klon
Gambar Ikan klon.
 Ikan klon betina memiliki ukuran yang lebih besar (atas),
jika dibandingkan dengan ikan klon jantan (bawah). 
 
Ikan klon atau clown fish merupakan salah satu jenis ikan hias laut yang disukai banyak orang di dunia sebagai pengisi akuarium air laut. Ikan klon atau ikan badut sering juga disebut sebagai ikan klon biasa atau ikan nemo yang diambil dari nama tokoh dalam sebuah film. Dalam literatur berbahasa Inggris diantaranya disebut sebagai common clownfish atau false-clown anemone fish. Nama latin ikan klon adalah Amphiprion ocellaris (Cuvier, (1830) dalam McGrouther, M. 2010).  Ikan klon memiliki tubuh berwarna oranye/jingga dengan tiga belang/ban berwarna putih pada bagian kepala, badan dan pangkal ekornya.
Ikan klon betina memiliki ukuran tubuh yang lebih besar jika dibandingkan dengan ikan klon jantan.  Hal ini tidak terlepas dari sifat karakteristrik reproduksinya dimana ikan klon memiliki karakteristik reproduksi hermaprodit protandri. Hal ini berarti bahwa setiap individu ikan klon terlahir sebagai ikan jantan namun memiliki juga organ reproduksi betina yang belum berkembang. Seiring dengan pertambahan ukuran dan umurnya ikan jantan akan berubah menjadi ikan betina  (Berends, B.  2007) . Berikut adalah taksonomi ikan clown:
Species            : Ocellaris
Genus              : Amphiprion
Family             : Pomacentridae
Ordo                : Perciformes
Sub class         : Actinopterygii
Class                : Pisces
Sub phylum     : Vertebrata
Phylum            : Chordata
Kingdom         : Animalia
Menurut Soehartono(1985), pemijahan ikan klon di daerah tropis dapat terjadi sepanjang tahun, pemijahannya hanya berlangsung beberapa hari selama bulan terang. Sedangkan dalam pemeliharaan di akuarium diketahui bahwa ikan klon dapat memijah dengan frekuensi  rata-rata sebanyak 2 kali dalam sebulan (Suarsana, 2010).
Lihat Peta Situs/Daftar Isi untuk mengetahui tulisan lain di Peribudi

Referensi:
Berends, B. 2007. Amphiprion ocellaris. http://bioweb.uwlax.edu/bio203/s2007/berends_bets/Amphiprion ocellaris .htm
McGrouther, M.  2010.  Animal species: False-Clown Anemonefish, Amphiprion ocellaris (Cuvier,1830).  http://australianmuseum.net.au/False-Clown-Anemonefish-Amphiprion-ocellaris-Cuvier-1830.
Suarsana, I K. 2010.  Teknik Pemeliharaan dan Pemijahan Ikan Clown (Amphiprion Ocellaris).  Prosiding Pertemuan Teknis Teknisi Litkayasa Kementerian Kelautan dan Perikanan (131-134).  Jakarta: Badan Riset Kelautan dan Perikanan.
Soehartono, L. 1985. Akuarium air laut. C.V Fajar Abadi. Jakarta.
  

11.13.2011

Pengembangan Perikanan Budidaya

Sebagai Negara kepulauan Indonesia memang memiliki potensi perikanan tangkap yang cukup besar. Akan tetapi sektor perikanan budidaya harus tetap dikembangkan. Usaha budidaya perikanan diperlukan karena:
  1. Kebutuhan akan hasil perikanan sangat tinggi, baik untuk kebutuhan pangan maupun non pangan. Jika dikembangkan dengan baik budidaya perikanan bisa menjadi alternatif pemenuhan pangan masyarakat dan juga sebagai sumber penghasilan. Peningkatan jumlah penduduk tentunya juga akan meningkatakan kebutuhan akan produk perikanan terlebih lagi dengan semakin meningkatnya pemahaman masyarakat akan kelebihan dari produk perikanan bagi kesehatan.
  2. Potensi lahan Yang cukup besar yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya perikanan. Indonesia memiliki potensi perikanan budidaya yang cukup besar, baik itu budidaya perikanan darat atau budidaya perairan tawar, budidaya perairan payau maupun budidaya perikanan laut atau budidaya perairan asin. Segenap potensi yang dimiliki tersebut tentunya harus bisa dimanfaatkan secara optimal.
  3. Usaha penangkapan memiliki hambatan yang cukup besar karena penurunan stok ikan di alam juga karena adanya kenaikan biaya sebagai akibat dari naiknya harga BBM. Usaha budidaya justru memiliki kelebihan seperti; hasil panen dan komoditas yang bisa diatur, juga bisa dilakukan secara terpadu dengan kegiatan lain seperti mina padi, budidaya sistem yumina dll.
  4. Penangkapan ikan secara terus menerus untuk memenuhi kebutuhan akan ikan akan mengakibatkan terjadinya ”over fishing” yang berimbas pada penurunan populasi ikan, sehingga hasil tangkapan ikan akan terus berkurang. Penangkapan ikan secara terus menerus juga dihawatirkan akan mengakibatkan  beberapa spesies tertentu  akan mengalami kepunahan.  Untuk itu pengembangan perikanan budidaya merupakan salah satu strategi yang bisa ditempuh ditempuh dalam pembangunan perikanan nasional karena perikanan budidaya dapat dijadikan sebagai andalan produksi di masa depan untuk menggantikan peran perikanan tangkap. Hal ini sesuai dengan perkembangan produksi perikanan tangkap dunia yang menurut De Silva (2000) cenderung stagnan bahkan menurun, sebaliknya perolehan dari perikanan budidaya cenderung meningkat.

Untuk mengembangkan perikanan budidaya ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu:

  • Faktor sumber daya alam, seperti status dan letak tanah, ketersediaan air, kemiringan dll. Budidaya perikanan tidak mungkin atau akan sangat sulit jika dilakukan di tempat yang jauh dari sumber air. Baik itu sumber air tawar untuk perikanan darat maupun sumber air asin untuk perikanan laut. 
  • Faktor biologi, misalnya benih ikan. Ketersediaan bibit ataupun indukan untuk menghasilkan bibit juga mesti diperhatikan. Usaha pembesaran ikan akan terganggu jika benih yang akan digunakan ketersediaannya sangat tidak menentu. Selain itu juga diperlukan pengenalan jenis jenis ikan yang ekonomis untuk dibudidayakan.
  • Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, misalnya teknik pembuatan pakan, penanggulangan penyakit dll.Ilmu pengetahuan dan teknologi juga memegang peranan yang sangat penting dalam budidaya perikanan. Untuk itu diperlukan kerjasama yang harmonis antara petani pembudidaya dengan lembaga penelitian di bidang perikanan dalam hal inovasi teknologi yang mampu memberikan peningkatan kualitas dan kuantitas produk budidaya perikanan yang dihasilkan. 
  • Faktor sosial ekonomi dan budaya, misalnya kesukaan masyarakat akan spesies ikan tertentu, dampak atau adanya perubahan lingkungan karena adanya usaha budidaya. Masyarakat di beberapa daerah yang berbeda mungkin akan memiliki selera yang berbeda terhadap jenis ikan tertentu. Untuk itu pengembangan perikanan budidaya di suatu daerah harus juga mempertimbangkan faktor tersebut agar produk perikanan budidaya yang dihasilkan dapat diterima pasar.
Diantara faktor-faktor tersebut faktor sumber daya alam merupakan faktor yang terpenting dalam menentukan apakah di suatu tempat bisa dibuka suatu usaha budidaya perikanan atau tidak. Karena bagaimanapun faktor sumber daya alam seperti ketersediaan atau kedekatan dengan sumber air akan sangat menentukan dalam melakukan pengembangan budidaya perikanan di suatu tempat.

Lihat Daftar Isi/Peta Situs untuk mengetahui artikel lain yang ada di sini

Referensi
De Silva, S.S. (2000). A Global Perspective of Aquaculture in The New Millenium. International Conference on Aquaculture in The Third Millenium (Book of Synopsis), 20-25 February, 2000 Bangkok, Thailand.

11.09.2011

Pengertian Budidaya Perikanan/Budidaya Perairan/Akuakultur

Budidaya perikanan adalah usaha pemeliharaan dan pengembang biakan ikan atau organisme air lainnya. Budidaya perikanan disebut juga sebagai budidaya perairan atau akuakultur mengingat organisme air yang dibudidayakan bukan hanya dari jenis ikan saja tetapi juga organisme air lain seperti kerang, udang maupun tumbuhan air.

Dilihat dari asal katanya, istilah akuakultur diambil dari istilah dalam Bahasa Inggris yaitu Aquaculture. Terdapat beberapa definisi akuakultur seperti dikemukakan dalam beberapa sumber, dan berikut ini adalah definisi akuakultur menurut beberapa ahli:
  • Akuakultur merupakan suatu proses pembiakan organisme perairan dari mulai proses produksi, penanganan hasil sampai pemasaran(Wheaton, 1977).
  • Akuakultur merupakan upaya produksi biota atau organisme perairan melalui penerapan teknik domestikasi (membuat kondisi lingkungan yang mirip dengan habitat asli organisme yang dibudidayakan), penumbuhan hingga pengelolaan usaha yang berorientasi ekonomi (Bardach, dkk., 1972).
  • Akuakultur merupakan proses pengaturan dan perbaikan organisme akuatik untuk kepentingan konsumsi manusia (Webster’s Dictionary, 1990).

Berdasarkan kata penyusunnya budidaya perikanan tentunya tersusun dari dua kata yakni budidaya dan perikanan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Budidaya adalah usaha yang bermanfaat dan memberikan hasil,  Sedangkan perikanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan  penangkapan, pemeliharaan dan pembudidayaan ikan. Jadi budidaya perikanan adalah usaha  pemeliharaan ikan guna mendapatkan manfaat atau hasil.

Seperti yang telah dikemukakan di atas, dalam bidang perikanan pada umumnya ikan didefinisikan secara luas tidak hanya merujuk pada binatang air yang bersisik dan bernafas dengan insang, akan tetapi juga menyangkut segala organisme yang hidup di air seperti udang , kerang, hingga tanaman air.

Manfaat atau hasil yang diharapkan dari kegiatan pemeliharaan ikan juga bisa berupa produksi ikan yang bisa dijual, atau bisa juga untuk keperluan konsumsi sendiri. Disamping itu kegiatan budidaya perikanan juga bisa memberikan manfaat secara psikologis sebagai penyaluran hobi atau untuk hiburan, misalnya pada budidaya ikan hias.
Lihat Peta situs/daftar isi perikanan budidaya untuk mengetahui tulisan lain yang ada di sini
Sumber:
Bardach, J.E., Ryther, J.H., and W.L.Mc. Larney. (1972). Aquaculture . Birmingham, Alabama: Alabama Agricultural Experiment Station. Auburn University
Wheaton, F.W. (1977). Aquacultural Engineering. New York: John Willey& Sons.
Webster’s New World Dictionary. (1990). College ed. New York: The World Publ. Co.